Kamis, 28 Februari 2013

MASAKAN JUWANA BERBAHAN IKAN LAINNYA

   Udang selimut mi
bahan dan bumbu: udang kupas, mi direbus sebentar,
 minyak goreng, garam

Cara membuat: udang yang dikupas di beri garam lalu digulung dengan mi
 yang sudah direbus, dan digoreng hingga renyah

                                             KREASI IKAN DAN UDANG
               Sudah di sebutkan dalam tulisan tulisanku sebelumnya, Juwana tak hanya penghasil ikan bandeng, tapi juga hasil laut lainnya. Sungai Silugonggo yang membelah Juwana , juga keberadaan Pelabuhan dan TPI membuat Juwana tak bakal kehabisan atau kekurangan ikan. Karena ikan menjadi favorit, maka muncul ide ide untuk membuat dan mencoba beberapa resep lainnya, yang bercitarasa Juwana.


Kepiting Asin Manis

Bahan: Kepiting, minyak untuk menggoreng.
Bumbu: Bawang putih geprek, Bawang bombai iris memanjang, jahe di geprek, kecap manis, saus tiram.

Cara membuat : Kepiting di celupkan dalam air mendidih agar mati. Angkat lalu bersihkan. Siapkan wajan untuk menggoreng kepiting hingga matang. Ambil sedikit sisa minyak yang digunakan untuk menggoreng kepiting, lalu gongso bawang putih, jahe, dan bawang bombai. Masukkan kepiting sambil terus di aduk dengan bumbu. Tambahkan kecap manis dan saus tiram. Aduk dan ratakan hingga bumbu dan kepiting menyatu. 
Tambahkan sambal terasi saat menghidangkan.
            
Cumi Cumi pedas saus tiram



Bahan: Cumi cumi
Bumbu: Bawang putih geprek, Jahe geprek, cabai merah haluskan, terasi, saus tiram, kecap manis.

Cara membuat: Cumi dibersihkan (buang bagian hitamnya) lalu potong sesuai selera. Goreng cumi setengah matang, baru kemudian masukkan semua bumbu.

Nasi goreng udang Juwana








Bahan: Nasi putih, udang kupas, telur puyuh rebus lalu kupas, pete, minyak untuk menggoreng.
Bumbu: bawang putih iris, Bawang merah iris, kecap manis
              Cabai merah campur cabai rawit, bawang putih, bawang merah, terasi, garam,   
             (dihaluskan)

Cara membuat: Goreng bawang merah dan bawang putih iris beserta udang. Setelah berubah warna, masukkan bumbu yang dihaluskan beserta pete. Aduk hingga harum, baru kemudian masukkan nasi putih. Aduk dan ratakan sambil diberi kecap manis, terus dibolah balik sampai matang.

Mi goreng Juwana




Bahan: Mi (direbus dulu lalu tiriskan), kol diiris, daun onclang, tomat, minyak goreng, udang, ayam goreng      
             disuwir, kecap manis.
Bumbu: bawang merah iris iris (untuk bumbu dan taburan) ,bawang putih iris.
             Bumbu yang dihaluskan: merica, kemiri, terasi, cabai merah.

Cara membuat: Goreng bawang merah dan bawang putih iris. Setelah harum bumbu yang dihaluskan dimasukkan. Di aduk lalu menyusul kol, tomat dan mi. Kembali diaduk rata hingga bumbu menyatu. Beri garam lalu kecap. Setelah hampir matang masukkan daun onclang. Kira kira 3 menit, angkat dan siap dihidangkan, dengan ditaburi ayam suwir dan bawang merah goreng.

Emplek (gimbal) Udang



Bahan : udang, tepung beras, air, minyak goreng.
Bumbu: ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, kunyit.
Cara membuat : Bumbu dihaluskan lalu campurkan dalam tepung beras dan ditambah air hingga mengental. Jangan terlalu encer (pas). Masukkan udang dalam tepung. Panaskan minyak lalu goreng udang yang sudah bercampur tepung. Ambil menggunakan sendok makan, dan tata dengan rapi. Goreng hingga matang dan renyah.

Udang Bakar



Bahan : Udang, lidi untuk tusuk sate
Bumbu: garam
Cara membuat : Udang di potong ujung kepalanya (sungut) lalu bersihkan. Lumuri dengan garam kemudian di buat tusuk sate. Bakar di atas perapian hingga matang, dengan cara membolak balik.
Jika sudah matang sajikan dengan sambal brambang terasi (brambang mentah yang dipakai cukup banyak dan cabai merahnya dikukus),  juga  lalapan.
Brambang = bawang merah

OLEH OLEH DARI JUWANA

                                                           

                                                     AYO DATANG AYO COBA


     Jika sedang berkunjung ke Juwana, jangan lupa untuk membawa oleh oleh dari Juwana. Sekarang banyak usaha rumahan yang membuat oleh oleh khas Juwana. Karena Juwana identik dengan bandeng , maka makanan yang dibuat pun berbahan ikan tersebut. 
Namun jika ingin berburu olahan ikan lainnya, datang saja ke pasar. Mau pagi, siang atau sore akan selalu ada ikan yang dijual. 
Mau cari ikan panggang? Sepertinya selalu hadir dengan pedagang yang berganti ganti. Jangan takut tersesat. Cari saja pasar Juwana, masuk, dan tanya pada pedagang lainnya. Ikan bandeng pindang biasanya juga ada di sana. 
Jika ingin oleh oleh berbahan dasar bandeng datang saja ke desa Dukutalit. Datang ke rumah ibu Sufaati. Di sana tersedia Bandeng Presto yang belum digoreng dan sudah di goreng. Kalau di sana belum matang dan sedang terburu buru, datang saja ke tempat Bu Suryati pemilik UD.Rindang, dengan alamat Jl. Ki Dukut gg Kaswari. Di sana ada banyak pilihan. Mulai olahan bandeng aneka jenis, krupuk dan terasi. Lapar sebelum ke tempat tujuan dan sedang berada di jalan Juwana Pati mampir ke Rumah Makan Rindang juga bisa. Bangunannya berbentuk Joglo dan di sana tersedia aneka jenis masakan bandeng.

Contoh contoh hasil olahan yang bisa dibuat oleh oleh:

BANDENG CRISPY


NUGGET BANDENG 


 BANDENG TANPA DURI




BAkSO BANDENG

 STEAK BANDENG

KRUPUK BANDENG


KRUPUK CUMI
 Jenis lainnya : Tahu bakso , bandeng presto, pepes waleran.

Selasa, 26 Februari 2013

SAYUR ALA JUWANA



krai( sejenis timun)  
SAYUR ALA JUWANA SAYUR PELENGKAP IKAN

         
       Orang Juwana bilang jangan kunci, jangan lodeh, jangan asem, jangan tewel. Jangan memang istilah orang Jawa untuk menyebut sayur. Tak hanya melulu soal ikan yang merupakan menu andalan tiap keluarga di Juwana. Sayur juga merupakan masakan wajib yang kudu dihidangkan bersama lauk.     
          Kadang kalau suatu hari kita baru enggan membuat beberapa jenis masakan, tak jarang cara mencampur bahan akan kita lakukan. Prinsipnya tidak ribet, yang penting unsur gizi terpenuhi. Salah satu ciri masakan Juwana adalah kehadiran terasi dan tomat di hampir setiap masakan. 

                                                                                          Jangan tewel
Bahan dan bumbu: Tewel (nangka muda), air santan, ketumbar, jintan, bawang merah, 
bawang putih, kencur, kemiri, jahe, cabai merah, garam, gula.
Cara membuat : rebus nangka hingga empuk lalu buang airnya. Rebus air. 
Setelah mendidih masukkan nangka kembali.   Haluskan semua bumbu, 
lalu masukkan ke dalam rebusan nangka. Terakhir masukkan santan .

                                                         Orak arik taoge teri
Bahan dan bumbu : Teri putih, taoge/kecambah, kapri, brokoli, bawang bombai, 
bawang putih, kecap asin.
Cara membuat : Panaskan 1 sendok  minyak goreng, Masukkan bawang putih, 
bawang bombai lalu masukkan taoge, kapri,dan brokoli. 
Tambahkan kecap asin. Setelah sayuran layu angkat.

Orak arik sayur udang
Bahan dan bumbu : udang, wortel (direbus terlebih dulu agar empuk)
, kembang kol, kapri, tomat, daun bawang (onclang), bawang putih,
 merica, kemiri, garam, minyak untuk menumis.
Cara membuat : Haluskan kemiri dan merica. Bawang putih digeprek.
 Panaskan minyak lalu gongso bumbu. Masukkan udang yang telah dikupas.
 Setelah udang matang masukkan semua sayur. Terakhir masukkan onclang sebelum di angkat

                                                        Jangan (sayur) bobor bayam
Bahan dan bumbu : Bayam, air santan, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih,
cabai merah, kencur, sedikit terasi, kunir, garam, gula
Cara membuat : Haluskan bumbu. Rebus air. Setelah memndidih masukkan bumbu hingga matang.
 Masukkan santan, tunggu sampai mendidih. Baru kemudian masukkan bayamnya. 

Biasanya masakan yang bisa dicampur antara ikan dengan sayur adalah “Panggang terong sambal santan” juga  “Kelo mrico”.(Masak ikan berkuah dengan bumbu merica).  Mau ikan bandeng,  udang, ikan blanak atau yang lain, bisa ditambahkan dengan  kacang panjang, gambas (oyong), irisan krai (Sayur yang bentuknya seperti timun, biasa digunakan untuk membuat acar).


                                                        Kelo mrico blanak dengan kangkung
Bahan dan bumbu : ikan blanak (buang sisik dan jerohannya), seikat kangkung, air, tomat iris, bawang merah, 
bawang putih, cabai merah, merica, kemiri, asam jawa, tomat, garam.
Cara membuat: Rebus air hingga mendidih, lalu masukkan ikan yang sudah bersih.
Lalu masukkan kangkung, tomat irisan dan bumbu yang sudah dihaluskan.


                                                         Oseng polos brokoli dan tongkol
Bahan dan bumbu tongkol: ikang tongkol dikukus lebih dulu, lalu diambil dagingnya, 
minyak untuk menggoreng, bawang putih, garam
Bahan dan bumbu brokololi: Brokoli, cabai merah buang isinya lalu iris memanjang,
 bawang putih geprek, garam
Cara membuat: Panaskan minyak lalu goreng bawang hingga harum lalu masukkan ikan tongkol
 Bubuhi garam. Cara membuat oseng polos sama dengan membuat tongkol 


           Oseng oseng sayur juga tidak melulu berisi Cuma sayur. Orang Juwana juga mencampurnya dengan ikan, terutama udang. Misalnya oseng udang kangkung, oseng udang tempe Lombok ijo, oseng cumi kacang panjang, atau oseng cumi putren (jagung muda).

                                                         Udang tempe lombok ijo
Bahan dan bumbu: udang dikupas kulitnya, tempe dipotong potong lalu goreng 
setengah matang, pete, minyak goreng tomat iris, cabai hijau, bawang merah, bawang putih, daun salam , garam.
Cara membuat: panaskan minyak lalu goreng bumbu yang sudah diiris bersama sama udang.  
Setelah udang memerah, masukkan tempe . Setelah hampir matang masukkan tomat 

                                                        Oseng kangkung
Bahan dan bumbu : Kangkung, minyak goreng untuk menumis, bawang merah, bawang putih,
 cabai merah, saus tiram, kecap manis, garam, tomat, air.
Cara membuat : tumis bumbu yang diiris hingga harum. Masukkan kangkung dan tomat, 
lalu beri sedikit air. 
Tambahkan saus tiram, garam dan kecap manis. Masak hingga kankung empuk

       Setiap lauk ikan yang disajikan, selalu ada sayur sebagai pasangannya.  Seperti pengalaman di keluarga besar kami, rata rata orang Juwana memang begitu. Misalnya , untuk menu ikan yang digoreng, sayur yang menemani biasanya sayur asam dan sayur lodeh. Ikan goreng yang dipenyet sambal , sayurnya jangan kunci.

                                                        udang goreng tepung, sayur lodeh, udang kecap
Sayur Lodeh
Bahan dan bumbu: terong, kecambah, santan, air. Cabai merah, bawang putih, bawang merah, 
daun salam, lengkuas, terasi sedikit, asam jawa/tomat. (semua bumbu diiris)
Cara membuat: Rebus air hingga mendidih. Masukkan terong, bumbu dan tomat. 
Setelah terong setengah matang masukkan santan. 
Tunggu sampai mendidih kembali , baru taoge/kecambah dimasukkan
                                                            
Untuk ikan bakar yang berbumbu kecap,  sayur yang menemani biasanya sup. Sedangkan ikan bakar yang dipenyet dalam sambal terasi , sayur pelengkapnya adalah jangan kunci (sayur bening). Untuk pepes dan botok, sayur pelengkapnya adalah sayur lodeh ,sayur mangut tewel (nangka muda), atau sayur bobor (sebenarnya semua jenis jangan/sayur kayaknya cocok untuk masakan ini)

                                                        Jangan kunci (sayur bening)
Bahan dan bumbu: jipang, wortel, bayam, air. Bawang merah, bawang putih, kunci, garam. 
Cara membuat: panaskan air. Setelah mendidih masukkan wortel dan irisan bumbu. 
Tunggu sampai lima menit, baru jipang dimasukkan Masak sampai matang. 
Sebelum di angkat masukkan bayam lalu besarkan api. Tunggu beberapa saat baru diangkat.

                                                         Jangan asem
Bahan Dan bumbu: Jipang/siem, kacang panjang (aneka sayur sesuai selera), tomat, 
daun mangga yang masih muda, bawang merah, bawang putih, 
cabai merah, sedikit terasi, asam jawa , garam. (semua bumbu dihaluskan), air
Cara membuat: rebus air. setelah mendidih masukkan bahan sayuran. Setelah mendidih,
masukkan bumbu. Masak hingga matang

Untuk jenis masakan ikan yang dipindang (direbus hingga kuahsedikit) biasanya di beri sayur urapan (gudangan). Ikan rebus saus kecap biasanya dipasangi oseng oseng.polos. Menu di atas adalah menu umum  yang sudah turun temurun dihidangkan sejak saya masih kecil hingga sekarang.

                                                         Urapan
Bahan dan bumbu : Bayam, taoge, lamtoro, kacang panjang, kelapa parut
 (dikukus agar tidak cepat basi),cabai merah (dikukus) kencur, bawang putih, terasi, garam, gula.
 Cara membuat : Rebus semua bahan kecuali lamtoro. Semua bumbu dihaluskan lalu  
masukkan parutan kelapa.
 Terakhir urap (aduk) bumbu kelapa dan sayur.
                                                        

                                                         Sambal Goreng Udang Siem
Bahan dan bumbu: Jipang/siem, udang kecil (kupas kulitnya)air santan, 
bawang merah iris, bawang putih iris, lengkuas, daun salam.
Cabai merah, kemiri, bawang putih, terasi (dihaluskan), garam, gula.
Cara membuat : gongso bumbu yang diiris. Setelah harum 
masukkan bumbu yang diuleg beserta lengkuas dan daun salam
 Sekitar 3 menit masukkan siem/jipang. Tuangi air dan masak hingga empuk. 
Masukkan santan, garam dan gula. Lalu masak hingga matang

      Kami juga punya jenis masakan lalapan yang harus direbus dulu untuk penyajiannnya. Namanya “Pedoyo”. Pedoyo di buat dari sayur krai yang masih muda, lalu direbus hingga empuk. Cara penyajiannya dengan sambal asam jawa, dengan lauk emplek  urang  (gimbal udang).

                                                         Oseng daun pepaya santan
Bahan dan Bumbu : Daun pepaya (direbus hingga empuk), air santan, 
minyak goreng untuk menumis.cabai merah/rawit, bawang putih, bawang merah, garam.
Cara membuat : tumis bumbu, lalu masukkan daun pepaya yang sudah direbus.
 Sekitar lima menit kemudian masukkan santan dan garam. Masak hingga matang.

Penyajian Lauk dan sayur
bothok + sayur lodeh

ikan panggang sambal terasi + jangan kunci
Catatan : Jangan : sayur
               Kelo    : masak dengan kuah



                                              

Minggu, 24 Februari 2013

Pengolahan Tradisional Bandeng Juwana


                                              

                                                TRADISI    PENGAWETAN

      Sebagai anak seorang petani tambak, aku tahu suka duka mereka yang bergelut dengan pekerjaan ini. Harus berani kerja keras dan tak melihat waktu. Pemeliharaan yang di mulai saat ngipuk (memberi benih ditambak), penebaran benih  hingga panen, membutuhkan kesabaran. 
     Dulu ketika masih tinggal bersama orang tua, aku sering membantu ayahku menjemur rebon untuk dijadikan terasi. Baunya yang khas, sepertinya  masih tercium di ujung hidung hingga kini.  Aku juga ikut membantu menyambung jala dan seser yang koyak dengan senar plastik. Saat saat panen tiba, kami  gembira jika mendapat hasil yang banyak. Tetapi akan sedih jika hasilnya sedikit dan merugi. Meski hasil banyak atau sedikit, tak lupa kami membagi hasil bandeng dan udang kepada para tetangga.
      Saat panen seperti itu, lauk yang terhidang di rumah dari hari ke hari pasti bandeng atau udang. Namun demikian kami tak pernah bosan, karena ibuku selalu mengganti  bumbu setiap hari. Misalnya menu hari Senin Bandeng bakar, hari Selasa sudah berganti bandeng semur., besoknya lagi Bandeng kuah.
       Jika hasil panen yang dibawa pulang cukup banyak, para pemilik tambak biasanya sudah mempunyai cara untuk melakukan pengawetan. Ini yang membuat olahan bandeng menjadi beraneka macam, menjadi warisan yang sayang jika tak diketahui anak anak sekarang.   Di bawah ini adalah beberapa cara pengawetan tradisional yang mungkin memang berasal dari Juwana, khususnya untuk ikan bandeng dan udang  :

       -Peda Bandeng



        Peda Bandeng adalah pengolahan dengan cara pengasinan dan penyimpanan dalam wadah tertutup rapat. Pengolahan ini bisa dilakukan jika cuaca hujan  atau panas matahari kurang.  Dilakukan dalam wadah tertutup, agar proses menyatunya garam sempurna, dan tekstur daging menjadi bersih. Hal lainnya agar bandeng yang disimpan tidak dihinggapi binatang.  Tempat untuk menyimpan biasanya kuali (sejenis wadah yang terbuat dari tanah liat). Penyimpanan bisa dilakukan semalam atau dua malam. Tergantung selera, mau asin atau sedang. Hal yang diperhatikan dalam pengolahan Bandeng peda adalah kepala bandeng sebaiknya dipotong. Peda Bandeng yang sudah jadi digunakan untuk bahan membuat bothok , juga bandeng pindang serani. Juga bisa di goreng dengan dilengkapi sambal terasi dan lalapan timun (sesuai selera)

     -Gesek Bandeng


       Gesek bandeng merupakan cara pengolahan bandeng yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Tidak seperti gereh (ikan asin) yang hanya memberi garam lalu dijemur di bawah matahari hingga kering, gesek bandeng dibuat dengan cara memberi bumbu terlebih dulu, baru kemudian di jemur. Jika ingin membuat cita rasa bandeng enak, ada beberapa hal yang diperlukan yaitu saat matahari bersinar sepanjang hari (cocok saat musim kemarau), agar pengeringan sempurna. Lainnya yaitu saat menggoreng gesek. Enaknya setelah penjemuran hari pertama dan kedua. Di sini bandeng bisa mekar sempurna. Usahakan ketika menggoreng tidak terlalu kering. Jika mempunyai kulkas sebaiknya bandeng di jemur tidak terlalu kering tapi  masih menyisakan sedikit air (bahasa juwananya  gemendhu) lalu simpan dalam kulkas. Hal ini untuk menghindari perubahan cita rasa, jika sewaktu waktu kita menggoreng.


Langkah langkah pembuatannya:
-Bandeng disisiki (dibuang sisiknya), lalu belah punggungnya sampai kepala.
-Bandeng akan terbuka lalu ambil jerohannya. Potong  bagian tengah mulai kepala 
 sampai ekor (membujur), lalu potong lagimenjadi beberapa bagian. Kemudian
 lumuri dengan bumbu yang sudah disiapkan.
-Bumbu yang dipakai : bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, garam.

-Atur bandeng di dalam wadah yang terbuat dari bambu .Di Juwana namanya irig atau
 tampah (bagian bawahnya berlubang), baru kemudian di jemur. Akan lebih baik , jika 
 pada waktu menjemur  kita menutupnya dengan kasa yang terbuat dari kawat, agar
 tidak dihinggapi lalat.
        Setelah menjadi gesek, bisa digoreng dan menyajikannya dengan sambal terasi yang diberi jeruk sambal , dan lalapan kemangi (sesuai selera)

Bandeng pindang
         Bandeng pindang adalah masakan bandeng yang direbus dengan waktu yang lama, tanpa melunakkan durinya. Jenis bandeng pindang ada dua. Pertama untuk yang dikonsumsi sendiri dan kedua untuk dijual. Di sini aku akan menuliskan untuk yang dikonsumsi sendiri.
Cara pembuatannya, jerohan bandeng dikeluarkan dengan cara membelah perut bagian atas dekat kepala. Masukkan telunjuk jari lalu angkat jerohannya. Jadi bandeng masih dalam keadaan utuh.  Bandeng dicuci hingga bersih kemudian ditata rapi dalam wadah yang cukup besar. Beri bumbu bawang putih irisan, asam jawa, daun salam, serai dan garam. Jika suka tambahkan kunyit agar bandeng menjadi kuning dan menarik. Lalu tuangi air hingga bagian teratas bandeng terkena, Rebus dengan api sedang. Masak hingga air tinggal sedikit.
        Biasanya cara perebusan ini dilakukan, jika kita ingin memberikan oleh oleh bandeng ,  pada saudara atau teman yang rumahnya di luar kota. Agar selama dalam perjalanan tidak basi. Begitu sampai di rumah, bisa di masak kembali sesuai selera.

KRESE
     Udang kecil (tanpa dikupas) yang dikeringkan tanpa memberi bumbu dan garam. Biarkan rasa aslinya. Jemur di bawah matahari sampai kering. Setelah kering bisa disimpan. Krese biasa dimasak dengan gorengan tepung  dan juga dicampurkan dalam sayur asam dari bahan krai atau kacang panjang. 
     

Jumat, 22 Februari 2013

Memperkenalkan Juwana?

                                 

   
                                                                           JUWANA
               Tak kenal maka tak sayang, begitu ungkapan yang sering kita dengar. Suatau daerah tak akan maju jika penduduknya tak peduli pada pengembangan. Demikian juga daerah tak akan dikenal jika tak dipromosikan. Sebenarnya begitu banyak tugas yang harus di kerjakan jika kita ingin perubahan.  Tak hanya partisipasi masyarakat tapi juga harus kerja keras pemerintah.
              Juwana sebagai kota Kecamatan, sebenarnya menyimpan banyak peluang untuk lebih maju. Kita tak boleh puas melihat Juwana yang sudah mempunyai nama. Sebutan sebagai daerah  penghasil bandeng, daerah penghasil kerajinan kuningan, daerah  penghasil batik Bakaran, daerah penghasil ikan dan daerah para pedagang.
Apakah dengan sebutan itu Juwana menjadi baik? Mungkin saja. Jika dilihat dari tingkat ekonomi masyarakatnya, Juwana mungkin lebih makmur dibanding daerah lainnya. Mobilitas penduduknya yang cukup tinggi menjadikan  warga Juwana sebagai orang sibuk. Mulai buruh, pedagang, saudagar, majikan, petani, pengrajin bahu membahu untuk bekerja.
              Seperti yang terekam di desaku. Selepas anak anak berangkat ke sekolah, sebagian ibu ibu rumah tangga berjalan bergerombol menuju tempat menata ikan. Di sana seharian mereka akan sibuk mempersiapkan pembuatan ikan pindang.  Sementara di desa tetangga yang letaknya di sebelah timur desaku (kira kira berjarak setengah kilometer), aktivitas pengrajin kuningan juga tak kalah sibuknya. Di sini mereka membuat bandul (anak timbangan),  caci ikat pinggang, pegangan pintu, hiasan lampu, vas bunga hingga aneka kerajinan lainnya.  Sementara tetangga desa di sebelah barat, mulai Shubuh mereka sudah berangkat  ke tambak tambak untuk memberi makan ikan. Mereka bahkan ada yang berjaga mulai sore dan baru pulang keesokan harinya. Tak ketinggalan tetangga desa sebelah Selatannya lagi. Ibu ibu sudah mempersiapkan canting dan malam untuk membatik motif Dele Kecer.
               Pasar Juwana tak kalah gaungnya. Suara riuh para pedagang, tengkulak, pembeli hingga buruh panggul bercampur menjadi satu, menyiratkan  suasana pasar yang tidak pernah tidur. Meski hanya di sebuah kota Kecamatan, Pasar Juwana  terus beroperasi selama 24 jam non stop. Palawija, beras, Sayuran, buah, daging, telur, silih berganti, turut serta berdesak desakan, mengisi setiap lapak milik pedagang. Truk truk pengangkut, maju mundur membawa beribu kwintal ransum untuk pemenuhan gizi warga Juwana dan sekitarnya.
Belum lagi kesibukan  beberapa desa dipinggiran Sungai  Silugonggo, yang akan membawa para nelayan untuk melaut. Di TPI Juwana, pelelangan ikan telah memberi harga ikan ikan hasil tangkapan.   Pelabuhan Juwana juga menjadi saksi keberangkatan dan kedatangan kapal untuk bersandar.
               Namun sayang dari semua gairah itu, kita melihat tata kota Juwana yang terkesan semrawut. Seharusnya sebagai kota kecil yang mempunyai nama besar (nyombong banyak ;D), warga dan pemerintah harus membangun sebuah identitas untuk Juwana. Lihatlah bagaimana kita melihat sudut sudut kota Juwana. Dulu saat masih kecil, daerah di Jalan Sunan Ngerang hingga Jalan Silugonggo nampak bersih dan rapi. Jalan Kemasan, Jalan Pajeksan  juga bersih.  Hampir tak ada bangunan liar yang menumpang dipinggir pinggir jalan (dodol saenggon-enggon). Tapi sekarang? ....banyak ditemui, Mereka seolah tak membiarkan tanah kosong di pinggir jalan nganggur. Sebenarnya tak ada larangan bagi orang kecil untuk berjualan, tapi kalau keberadaannya membuat kekumuhan dan membuat jalan makin sempit. Seharusnya ada penataan.
                Pintu gerbang kota Juwana dari arah Barat dengan identitas Tugu Sukunnya juga tak menarik untuk dilihat. Entah kenapa Tugu Sukun? Kenapa Bukan Tugu Orang Membatik atau Tugu Kapal, yang lebih memperlihatkan pada Ikon Juwana,  Taman di Tugu juga biasa dan kotor. Jika musim kemarau keadaanya bertambah gersang. Sampah bertebaran di mana mana bercampur debu. Kita tahu Juwana berada di pesisir pantai yang cuacanya panas. Juwana butuh gerakan menanam pohon untuk membuatnya menjadi teduh.
               Terminal Juwana yang dulu menjadi kenangan saat aku naik bus untuk bersekolah di Kota Pati, sekarang sepi dan kurang terawat. Keadaan di sekitar pertokoan juga terkesan semrawut. Jika sudah begini, jadi iri dengan Kota Pati. Kenapa kota Pati bisa mendapat Adipura dengan kebersihannya,  tapi mengapa wilayah kecamatannya yang kaya dibiarkan kotor. Kenapa penataan di kota Pati, tidak sekaligus dilaksanakan di wilayah wilayah pendukungnya seperti Juwana.

                                                                   
              Juwana dilewati kendaraan yang melintas di jalur Pantura, tak lebih dari lima menit. Jika kita memberi pemandangan yang bersih  dan pesona yang indah tentang Juwana, alangkah bagusnya.
Jika hanya mengandalkan masyarakatnya untuk bergerak, tak bakalan semua terlaksana. Kebanyakan orang akan memilih memenuhi kebutuhan hidup daripada bersusah susah menerapkan aturan. Di sinilah  seharusnya pemerintah daerah aktif menggerakkan masyarakatnya dengan pendekatan. Sekarang semua masyarakat di Indonesia merindukan kepemimpinan ala Pak Jokowi. Semoga semua pejabat mau berkomitmen seperti beliau.
               Seperti daerah lainnya, kita juga ingin Juwana menjadi kota kecil yang indah dan nyaman. Kita ingin Juwana yang tertata. Kita ingin Juwana punya hutan kota, meski hanya pohon beringin yang tumbuh di sana.  Kita ingin Juwana punya taman indah meski melati dan bougenvil yang memberi warna. Kita ingin Juwana punya kebun buah, meski hanya jenis mangga yang kita petik nantinya. Kita ingin Juwana punya tempat rekreasi untuk warganya, meski hanya air mancur yang jadi hiasannya. Pokoknya Kita ingin Juwana punya.....
Seharusnya warga Juwana berhak mendapat fasilitas itu semua. Jika fasilitas-fasilitas yang tersebut di atas dapat direalisasikan, tentu akan diikuti oleh perkembangan positif. Selain meningkatkan pendapatan juga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
                Jika harapan harapan kecil itu terwujud, maka Juwana mungkin akan lebih di kenal. Kita sudah mempunyai karakter diri dan potensi. Tinggal melanjutkan dengan seribu kreatifitas. Banyak sudah orang Juwana yang mengenyam pendidikan tinggi dan berhasil. Mereka sudah berpindah dan menyebar di mana mana. Tapi Juwana tak harus menunggu mereka  kembali, untuk merubah wajah kotanya, karena sampai kapanpun Juwana masih mempunyai aset penduduk yang bisa membangun kotanya menjadi lebih baik.